Ngahmeen
Kamis, 30 Oktober 2014
CONTOH MATERI PILDACIL PILIHAN
Berbakti Kepada Kedua Orang Tua
اَلسَّلاَ مُ عَلَيْكُمْ وَرَ حْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
اَلْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ خَلَقَ اْلاءِ نْسَا نَ فِيْ أَ حْسَنِ تَقْوِ يْمٍ
فَأَدَّ بَنَا وَ عَلَّمَنَا الْوَالِدَانِ بِالْعِلْمِ وَ اْلأَ خْلاَ قِ الْكَرِ يْمِ
{ أَ مَّا بَعْدُ }
Pertama marilah kita panjatkan puja dan puji syukur Kehadirat Allah SWT. Allah yang telah menjadikan kita sebagai makhluk yang paling sempurna. Allah yang telah menjadikan kedua orang tua kita begitu sayang dan cinta terhadap kita, sehingga kita dididik dengan bekal ilmu dan akhlaq yang mulia.
Solawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada idola kita semua, yakni Baginda Rosululloh SAW, Juga kepada keluarganya, sahabatnya, dan kita semua sebagai umatnya, sehingga kelak kita mendapat syafaatnya di Yaumil Qiyamah. Amiin, yaa robbal ‘alamiin...
Hadirin dan teman-teman yang berbahagia, dalam kesempatan yang mulia ini perkenankanlah saya menyampaikan sebuah tausiyah dengan judul “Berbakti kepada Orang Tua”.
Teman-teman dan hadirin semua, dalam Haditsnya Rosululloh SAW bersabda: بٍرُّ الْوَلِدَ يْنِ وَجِبٌArtinya: “Berbakti kepada kedua orang tua adalah wajib”. Kenapa berbakti kepada orang tua dicatat sebagai suatu kewajiban? Alloh menjawab pertanyaan ini dalam Surah Luqman ayat 14 yang berbunyi:
“ Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang tuanya; ibunya Telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu, Hanya kepada-Kulah kembalimu”.
Nah, teman-teman, ayat ini menunjukkan betapa besar jasa orang tua kepada kita. Sejak dalam kandungan, kurang lebih sembilan bulan lamanya sampai muncullah kita-kita sekarang. Coba bayangkan masih ingatkah kita ketika berada dalam kandungan ibu? Dengan kondisi kandungan yang semakin besar dan berat, ibu membawa kita pergi kemana-mana; ke pasar kita ikut....., ke Mall kita ikut……, ke sawah kita ikut....., bahkan ke belakangpun kita ikut….., pendek kata, kemanapun ibu pergi kita pasti ikut.
Belum lagi kalau ibu mau tidur, guling ke kanan sakit, guling ke kiri juga sakit, telentang juga sakit, apalagi tengkurap.............. betuuul..............?
Masya Alloh! Luar biasa jasa ibu kepada kita semua! Pantaslah kalau Nabi bersabda: الْجَنَّةُ تَحْتَ أَقْدَامِ اْلأُمَّهَاتِ
Artinya: “Surga itu terletak di bawah kaki ibu.”
Kemudian mari kita lihat perjuangan sang ayah, di pagi hari ayah berangkat kerja mencari nafkah untuk kita, tidak kenal panas, hujan, kadang pulang sore karena ada lembur, mungkin pulangnya sampai larut malam karena banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan. Bahkan ada yang pulangnya 1 tahun sekali atau bahkan lebih, karena berada di negeri orang.
Semua itu dilakukan ayah semata karena kecintaan nya kepada keluarga, termasuk kepada kita sebagai putranya. Sungguh luar biasa! Kiranya sulit kita membalas semua jasanya yang telah diberikan kepada kita.
Mari kita bahagiakan keduanya dengan apa yang kita bisa. Dan yang terpenting, jangan sampai kita lupa untuk mendo’akan mereka :
رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَا نِيْ صَغِيْرًا
Artinya : “Ya Alloh ampunilah aku dan kedua orang tuaku, sayangilah mereka seperti mereka telah menyayangiku semenjak aku kecil.” Amiin.
Mungkin itu yang bisa saya sampaikan, mudah-mudahan kita dijadikan anak yang soleh - solihah, yang berbakti kepada kedua orang tua kita. Amiin...
Sebelum saya tutup, izinkanlah saya membawakan sebuah pantun :
Beli kelapa dengan paku
Oleh-oleh buah rambutan
Anak durhaka gak akan laku
Anak solihah jadi rebutan
واَلسَّلاَ مُ عَلَيْكُمْ وَرَ حْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
NABI MUHAMMAD SAW SEBAIK-BAIK SURI TAULADAN
اَلسَّلاَ مُ عَلَيْكُمْ وَرَ حْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ ِللّهِ الَّذِيْ أرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُــدَى وَدِ يْنِ الْحَقِّ
وَالصَّلآةُ وَالسَّلاَمُ عَـلَى سَيِّدِ نَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْـمَخْـلُوْقِ (أمّـا بَعْـدُ)
Hadirin dan teman-teman yang berbahagia,
Dalam kesempatan yang berbahagia ini, marilah kita ucapkan puji syukur kehadirat Alloh SWT atas semua ni’mat, rahmat, dan hidayahNya kepada kita semua, sehingga dalam pertemuan kali ini tidak mengalami halangan suatu apapun. Mudah-mudahan kehadiran kita semua ini dicatat sebagai amalan yang baik di sisi Alloh SWT, amiin ya robbal ‘alamiin.
Solawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan kita semua, yakni Baginda Rosululloh SAW dan keluarganya, para sahabatnya, serta para pengikut-pengikutnya. Dengan memperbanyak bacaan solawat, akan menunjukkan kecintaan kita kepada beliau. Harapan kita semoga nanti di hari qiyamat akan diakui sebagai umatnya, dan mendapat syafaatnya. Amin Amin Ya Robbal ‘Alamiin…….
Hadirin wal hadirot Rohimakumulloh,
Bertepatan dengan bulan Robiul Awal, yang merupakan tonggak bersejarah bagi umat muslim sedunia, bahwa di bulan inilah Rosululloh dilahirkan ke dunia. Untuk itu perkenankanlah saya, menyampaikan sebuah tausiyah yang berjudul “Nabi Muhammad SAW sebaik-baik suri tauladan”
Nah, Sebelum saya melanjutkan tausiyah ini, saya mau tanya nih, pada teman-teman dan hadirin semua ya........?
Siapakah diantara bapak-bapak yang mengidolakan Nabi........? Alhamdulillah
Siapakah diantara ibu-ibu yang mengidolakan Nabi........? Alhamdulillah
Siapakah diantara teman-teman yang mengidolakan saya.......? Alhamdulillah
Hadirin Rohimakumulloh..........
Dalam Al Qur’an Surat Al Ahzab ayat 21 Alloh SWT berfirman: (ta’awudz, basmalah)
Artinya: “Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”
Nah, dari ayat di atas jelas, bahwa kita mempunyai seorang yang patut kita contoh, dan patut kita idolakan, yang bisa membawa kita bahagia baik di dunia maupun di Akhirat kelak, siapakah dia itu? Dia tidak lain adalah Nabi besar Muhammad SAW. Beliau itu adalah seorang yang tinggi akhlaqnya, santun tutur katanya, perbuatannya, juga kasih sayang sesamanya, dan beliau terpelihara dari sifat-sifat jahat, iri hati, sombong, dan lain-lainnya.
Maka dari itu, janganlah bimbang dan ragu untuk menjadikan beliau seorang figur yang kita contoh dan kita tiru. Kita jangan sampai terbujuk oleh tayangan-tayangan Televisi yang menampilkan tokoh-tokoh kartun, animasi, sinetron dan lain-lain. Mungkin kita semua tahu siapa itu Kamandanu, Fatiyah, Krisna, Doraemon, Upin Ipin, spongeboox, siapa lagi…..? dan masih banyak lagi yang lainnya. Bolehlah kita melihat sekedar untuk hiburan sejenak, ambil yang baik dan buang jauh-jauh apa yang buruk.
Hadirin yang berbahagia,
Bolehlah kita mengidolakan tokoh-tokoh besar dari berbagai negara di belahan dunia ini, namun ingat, kita sebagai umat Islam, hanya satu tokoh yang patut kita contoh dan kita ikuti, yaitu Rosululloh Muhammad SAW.
Dengan mengikuti jejak langkah Rosululloh, berarti kita mencintai Alloh, apabila kita mencintai Alloh, maka Alloh akan mencintai kita, dan jika Alloh mencintai kita, maka dosa-dosa kita akan diampuni. Hal ini sesuai dengan firman Alloh dalam Surat Ali Imron ayat: 31 yang ber bunyi: (ta’awudz, basmalah)
Artinya: “Katakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku (Muhammad), niscaya Allah mencintai kamu dan mengampuni dosa-dosamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Hadirin dan teman-teman semua yang dirahmati Alloh,
Maka dari itu, marilah kita tingkatkan iman dan taqwa kita kepada Alloh SWT, serta mengikuti ajaran Rosululloh SAW dengan tulus ikhlas, yang bertujuan hanya untuk mencari Rido Alloh semata, dan bukan karena yang lainnya. Dan mudah-mudahan kita diberi kekuatan oleh Alloh Ta’ala untuk menjalankan kehidupan sebagaimana yang telah dijalankan oleh Nabi Muhammad SAW, Amiin, amiin, ya robbal ‘alamiin.
Demikianlah pertemuan kali ini, semoga bisa membawa manfaat bagi kita semua, dan mohon maaf bila ada kesalahan dan kekurangan.
Pergi ke pasar beli rambutan
Pulang mampir lewat Krandegan
Nabi dan Rosul jadi panutan
Pasti kan dapat kebahagiaan
Akhirul Kalam, Hadanallohu wa iyyakum, ihdinash shirootol mustaqiim
واَلسَّلاَ مُ عَلَيْكُمْ وَرَ حْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
السلأم عليكم ورحمة الله وبركاته
احمد الله اوّلأ ، حمدا كثيرا متواليا، واصلّى واسلّم على رسله، ثانيا
صلاة تستغرق مع سيّد البشر سائرالمرسلين. امّابعد:
ØBapak Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Kalidawir yang kami mulyakan,
ØDewan Guru SMP Negeri 1 Kalidawir yang kami hormati,
ØTak lupa teman-teman senasib sepenanggungan yang kami sayangi.
Patutlah bagi kita bersama mengucapkan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan nikmatNya. Sholawat dan Salam tetaplah terlimpah pada junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang telah diutus ke dunia ini untuk menjadi pimpinan bagi manusia untuk sepanjang masa.
Hadirin yang kami hormati;
Di zaman modern sekarang ini kita harus meningkatkan kesadaran terhadap masa depan kita. Kita harus sadar akan perkembangan Tehnologi yang sangat menunjang system pendidikan dinegara berkembang seperti Negara tercinta kita Indonesia ini. Namun kita harus sadar pula bahwa dampak negatif Tehnologi Canggih dapat merusak jiwa, mental, dan moral manusia (mengapa saya katakan manusia, bukan kawula muda? Karena yang terpengaruh seluruh lapisan masyarakat, mulai dari Taman Kanak-kanak hingga Taman Kawak-kawak). Mengapa demikian? Jawaban nya tidak lain dan tidak bukan hanya satu yaitu BEBASNYA BUDAYA BARAT MERACUNI BUDAYA KITA, baik melalui HP maupun Internet, dari sana kita bebas mengakses apapun yang kita inginkan, baik yang bersifat Positif ataupun yang Negatif, Betul / Tidak…….?
Maka dari itu Hadirin,
Penting kiranya Lembaga Pendidikan yang besar seperti SMPN 1 ini patut kita banggakan, karena didalamnya banyak guru-guru Agama yang ‘alim, pendidik-pendidik yang handal, yang mampu mencetak kader-kader penerus bangsa yang beriman dan bertaqwa. Sehingga harapan kedepan kita mampu menghadapi Dunia Global.
Ingat Hadits Nabi Muhammad SAW:
عن ابن المباارك : أوّل العلم النّيّة ثمّ الأستماع ثمّ الفهم ثمّ الحفظ ثُمَّ العَمَلُ ثُمَّ النّشر
Yang artinya :”Permulaan dalam mermperoleh ilmu itu adalah: Niat, kemudian Mendengarkan, kemudian Memahami, kemudian Menghafalkan, kemudian Mengamalkan, kemudian Menyebarkan”.
Untuk itu mari kita tata niat kita dengan benar, jangan sampai salah niat, karena Rosulullah bersabda “innamal a’malu binniyyaat, wainnama likullimriin maa nawaa”.
Mudah-mudahan kita digolongkan orang-orang yang pandai menata Niat dalam hati, selamat dari pengaruh negative dunia global, dan diberikan jalan yang lurus yaitu jalan orang-orang yang muttaqiin wal muhtadiin, amin…….
Hadirin yang kami hormati; dan teman-teman yang saya cintai
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga ada guna dan manfaatnya, mohon maaf bila ada kesalahan dan kekurangan.
Terimakasih. Akhirul kalam... wallohul muwaffiq ila aqwamit tooriq
اِهْد ناالصِّرَاط الْمُسْتَقِيْمَ
واَلسَّلاَ مُ عَلَيْكُمْ وَرَ حْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
RENUNGAN
Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Maka barangsiapa bertaubat (di antara pencuri-pencuri itu) sesudah melakukan kejahatan itu dan memperbaiki diri, maka sesungguhnya Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al-Maaidah 38-39)Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar. Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang ibu-bapanya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. (QS.Luqman:13-14)
Sejarah Masuknya Agama Islam Di Jambi
Kapan tahun yang pasti, siapa pembawanya dan darimana asalnya masih perlu dikaji. Akan tetapi berdasarkan “Seminar Masuknya Islam ke Jambi” yang diselenggarakan di Jambi pada tanggal 11 s/d 14 Oktober 1984 menyimpulkan bahwa Islam telah masuk ke Jambi pada abad 1 H. Berbagai alasan yang diketengahkan seminar yang diyakini dapat dipertanggungjawabkan berupa informasi yang diperoleh dari berbagai buku dan catatan yang ditulis para ahli sejarah antara lain sebagai berikut :
1) Menurut penjelasan H. Agus Salim bahwa didasarkan bukti sejarah setidaknya orang Sumatera sudah dapat berkenalan dengan orang-orang Islam berbangsa Arab yang ada di Tiongkok, karena perjalanan laut dari Arab ke Tiongkok melalui Sumatera dan mesti disinggahi setidaknya untuk membeli perbekalan. Sedangkan hubungan dagang antara Arab dan Tiongkok tersebut, terjadi pada zaman kebesaran Khalifah dalam Abad II Hijriah.
2) Drs. M. D. Masnur cs dalam bukunya “Sejarah Minang Kabau” menulis bahwa :
a) Di dalam berita-berita Cina ada disebutkan “San Fo Tsi” sebagai Bandar yang sering dikunjungi oleh saudagar Cina dan Arab untuk membeli lada. Fonetis kata “San Fo Tsi” dekat sekali dengan bunyi kata Tembesi pusat penjualan lada Jambi yang terkenal ke seluruh dunia. Bandar utama dari kerajaan Sriwijaya yang pernah menguasai Jambi pada Abad VII-VIII M adalah Muara Sabak, yang dalam pemberitaan Cina disebut “Zabaq” dan Sriwijaya disebut “Cheli Poche”. Dalam Abad VII M, saudagar, nahkoda, dan pendeta Cina serta orang Arab telah sampai ke Minang Kabau Timur. Saudagar dan Nahkoda Arab datang dari Teluk Persia yang telah menganut Agama Islam telah sampai ke Minang Kabau Timur yang ketika itu masih menganut Agama Budha Hinayana. Saudagar Arab itu, di samping berdagang melakukan pula dakwah Islam sehingga anak negeri Melayu di Pantai yang disinggahi menganut Agama Islam.
b) Mu’awiyah (661-630) menjadi khalifah pertama Bani Umayyah, berusaha keras menguasai perdagangan lada supaya supply komoditi dagang penting itu tidak terlampau tergantung pada China. Bandar-bandar perdagangan khalifah Umayyah di Teluk Persia telah mengadakan hubungan dagang dengan Minang Kabau Timur. Melalui perdagangan-perdagangan tersebut, Mu’awiyah mengirim surat kepada Raja Sriwijaya/Jambi, Sri Maharaja Lokitawarman (berkedudukan di Muara Sabak) mengajaknya masuk Islam dan mengadakan hubungan dagang langsung dengan Damsyik (Damaskus). Pengganti Maharaja Lokitawarman memeluk agama Islam.
c) Korespondensi antara raja Sriwijaya/Jambi dengan Khalifah Bani Umayyah Umar Bin A. Aziz (717-720 M), yang menurut sumber berada di Museum Spanyol di Madrid membuktikan bahwa Agama Islam telah masuk ke Bandar Utama Kerajaan Sriwijaya/Jambi, yaitu Muara Sabak sejak VII M. Dan pada permulaan abad VII M telah ada Raja Jambi (pengganti Maharaja Lokitawarman pada tahun 768 M) yang menganut Agama Islam. Setelah itu dakwah Islam terhenti dan akhirnya hilang lenyap akibat adanya counter action dari Cina yang merasa kepentingan ekonominya di Minang Kabau Timur terancam oleh Khalifah bani Umayyah.
3) Prasasti penguasa Sriwijaya (Hindu) yang menguasai Jambi (Abad VII-VIII M) yang terdapat di Desa Karang Berahi (Kab. Merangin) tertulis tahun 692 Saka (770 M) berisi ancaman kepada penganut Islam yang dituduh menghilangkan beberapa buah patung yang menjadi pujaan Hindu dan di antaranya ada yang dipotong kepalanya.
Dari uraian-uraian tersebut jelaslah bahwa agama Islam telah memasuki daerah Jambi dan telah ada orang Jambi yang menganutnya. Tetapi dapat diperkirakan bahwa ajaran Islam yang disampaikannya “tersambil” oleh orang mualim yang tujuan utamanya mengadakan perdagangan ke Jambi, belum mendalam dan meluas substansinya. Karena itu sejak dari masuknya Islam sampai menjelang berkuasanya Ahmad Salim, maka sisa-sisa pengaruh Agama Budha dan Hindu masih mewarnai adat Jambi bercampur dengan pengaruh Agama Islam. pada dekade ini pun, Islam belum berkembang menyebar ke pelosok karena berhadapan dengan kekuasaan Sriwijaya yang Rajanya menganut Agama Hindu pada Abad VII-VIII M. Tetapi pada prasasti Karang Berahi seperti dikemukakan, menyimpulkan bahwa terjadi pemberontakan orang Islam terhadap kekuasaan Hindu dengan secara berani menghancurkan patung Hindu.
Menurut penuturan “Tuo-tuo tengganai” di Teluk Kecimbung bahwa tentara Sriwijaya yang masuk ke daerah Sarko (Sarolangun Bangko) dan menulis prasasti itu datang dari Palembang dan beragama Hindu, sehingga ketika mereka masuk rakyat setempat melarikan diri ke Teluk Kecimbung yang sulit dicapai karena dikelilingi sungai. Di seberang desa Teluk Kecimbung, tepatnya dekat Limbur Merangin, ditemui kuburan Islam (yang menurut penduduk adalah kuburan seorang Wali yang hafal Qur’an) dengan nisan kayu yang sudah membatu seperti permata zamrut. Ini juga dapat dijadikan sebagai bukti bahwa di daerah itu (Kab. Merangin) penduduknya sudah menganut Agama Islam. demikian juga di Muara Jambi pada akhir Abad VIII M.
Dari mana agama Islam itu dibawa ke jambi, bermacam-macam teori yang berkembang yang pada pokoknya meliputi tiga teori yaitu :
• Teori Persi
Menyatakan bahwa Islam dibawa dari Persi ke Kepulauan Nusantara
• Teori Gujarat
Menyatakan bahwa Islam dibawa ke Kepulauan Nusantara dari Gujarat (India)
• Teori Mekkah
Menyatakan bahwa Islam dibawa ke Kepulauan Nusantara dari Tanah Arab (Mekkah)
Pada Seminar Masuknya Islam Ke Jambi mendukung teori Mekkah ini, yang menyatakan bahwa Agama Islam masuk ke Jambi dari Arab langsung ke Jambi (Pelabuhan Laut) melalui jalan damai. Dalam perkembangan selanjutnya maka masuknya Islam ke daerah Jambi dari berbagai arah sesuai dengan kedekatan bagian daerah Jambi dengan daerah lain yang juga menyebar agama Islam ke Jambi.
Penyebaran Agama Islam secara intensif, mulai Ahmad Salim memasuki istana Kerajaan Melayu Jambi, khususnya setelah ia kawin dengan Raja Jambi Puteri Selaras Pinang Masak lalu menjadi Raja Jambi. Ahmad Salim lebih dahulu mengajarkan Islam dalam kalangan orang Istana. Dengan dinobatkannya Ahmad Salim menjadi Raja Melayu Jambi, penyebaran Islam ke seluruh pelosok Jambi lebih digalakkan di bawah pimpinannya.
Sumber :
Lembaga Adat Propinsi Jambi, Pokok-Pokok Adat Sepucuk Jambi Sembilan Lurah, 2001
Rabu, 29 Oktober 2014
Sepenggal Kisah Sriwijaya di Karang Berahi
21 Jumat Jun 2013
Posted by Avant Garde in Jambi, Merangin
≈ 4 Komentar
Tag
air terjun bangko, arboretum rio alif, batang merangin, batu bertulis, dam temalam, danau tamalam, desa karang berahi, jembatan gantung, karang berahi, karang birahi, kerajaan sriwijaya, kolam buaya, masjid al muttaqin, merangin, pamenang, pohon bengkal, pohon medang, prasasti karang berahi, prasasti karang birahi, rusa tutul, sungai piul, tanjung agung, wisata bangko, wisata jambi, wisata merangin
“… yang melakukan pemberontakan, bertemu tanding melawan tandrun luah (raja sungai), matilah dia oleh tandrun luah, dibunuhlah si pemberontak itu. Jangan terjadi lagi pemberontakan si Kayet. Itu sudah tenang (padam). Haturkan baktimu kepadaku. Itu sudah (menjadikan) tenang. (Hai) kamu semua para dewa yang berkuasa dan hadir (disini), yang menjaga kedatuan Sriwijaya …”
Saya terpaku menatap baris demi baris terjemahan prasasti Karang Berahi yang dipajang di samping batu prasasti. Tidak peduli dengan tata bahasa jaman dulu yang aneh, saya lanjutkan membaca sampai akhir. Sedangkan Thomas kawan saya mengamati batu prasasti dengan seksama. Disitu disebutkan ancaman hukuman bagi siapa saja yang berbuat jahat seperti membuat onar, membuat orang sakit dan gila dengan racun, atau memaksakan kehendak kepada orang lain. Namun, untuk setiap orang yang takhluk dan setia akan diberikan berkat, kesehatan, kesejahteraan dan bebas dari bencana untuk seluruh negeri.
Karang Berahi adalah nama sebuah desa di kecamatan Pamenang, Merangin. Terletak di tepi jalan lintas Sumatera. Desa ini satu-satunya desa di Jambi tempat ditemukannya prasasti yang menceritakan kerajaan Sriwijaya. Kabarnya prasasti ini ditemukan tahun 1727 di makam desa Tanjung Agung, sebelum namanya diubah menjadi desa Batu Bersurat. Penelitian intensif baru dilaksanakan jauh sesudahnya yaitu pada tahun 1904. Prasasti ini beraksara Sanskerta dan berbahasa Melayu Kuno. Menurut penelitian dibuat sekitar tahun 686 M pada masa pemerintahan raja Dapunta Hyang.
Tidak sulit menuju situs Karang Berahi. Dari jalan lintas terdapat papan petunjuk yang cukup jelas. Kami lempeng saja mengikuti jalan hingga akhirnya sampai di persimpangan dimana dibawahnya mengalir sungai Batang Merangin. Rupanya kami harus memutar dan belok kanan di lorong kecil tidak jauh dari masjid Al Muttaqin. Perut saya tidak bisa diajak kompromi, rasa mulas membuat saya harus singgah dulu mencari kamar kecil di masjid.
Dari jalan setapak kami harus melewati jembatan gantung di atas sungai Batang Merangin. Saya turun dari motor. Jembatan beralas kayu ini bergoyang seiring langkah berjalan saya. Tidak ada pegangan melainkan badan jembatan yang berupa tiang-tiang dari besi tua. Sedikit menguji adrenalin saya. Sambil berjalan, saya membayangkan bagaimana dulu kapal dari Sriwijaya melintasi sungai ini untuk menakhlukkan Jambi bagian barat yang awalnya dikuasai kerajaan Melayu. Menurut tembo rombongan dari Sriwijaya hanya bertahan sampai Merangin dan gagal memasuki Kerinci karena kalah perang setelah sebelumnya harus berjuang melawan ganasnya binatang buas di hutan Kerinci. Tidak heran sampai sekarang orang Kerinci sangat bangga daerah mereka tidak pernah takhluk kepada Sriwijaya, hingga akhirnya kerajaan ini hancur diserang kerajaan Cola dari India.
Di ujung jembatan kami ikuti papan petunjuk dengan nama “Batu Bertulis”. Sekali lagi kami dibuat nyasar. Rupanya jalan yang benar adalah belok kiri, bukan lurus dari jembatan. :-(
Situs ini cukup terawat meski di kepung rumah-rumah warga. Dilengkapi dengan terjemahan bebas isi prasasti dalam bahasa Indonesia, hasil karya sejumlah mahasiswa yang KKN di desa ini.
Dari atas batu ini berbentuk lonjong. Dari samping berbentuk mirip lumpang. Dulu pertama kali ditemukan di tepi sungai Batang Merangin. Abrasi bantaran sungai Batang Merangin memicu inisiatif warga untuk memindahkannya ke tempat yang sekarang.
Sejenak di Karang Berahi, saya melihat papan nama bertuliskan Dam Tamalam. Melihat jaraknya tidak begitu jauh membuat saya penasaran ingin melihatnya.
Rupanya jarak menuju dam tidak sedekat yang saya bayangkan. Kira-kira empat ratus meter berjalan menyusuri tepian saluran irigasi baru kami sampai di Dam Tamalam. Sebelumnya kami melintasi kawasan persawahan. Sawah pertama yang saya lihat sejak pindah ke Bangko.
Dam atau danau ini tidak terlalu istimewa. Airnya tidak terlalu dalam. Pun airnya tidak terlalu jernih. Hanya saja permukaan air yang tenang menimbulkan bayangan serupa cermin raksasa bagi pepohonan di atasnya.
Di salah satu sudut dam terdapat papan sejarah danau Tamalam. Meski setelah dibaca rupanya yang dimaksud lebih tepatnya adalah ‘sejarah penamaan danau Tamalam”. Tamalam dalam bahasa Melayu Pamenang berarti bermalam. Jaman dulu, masyarakat desa sering menggunakan tepian danau sebagai tempat bermalam jika bepergian ke tempat lain.
Hanya sebentar kami duduk-duduk di gazibo di tepi danau, melintas seorang ibu pencari kayu bakar. Dari ibu ini kami diberi tahu bahwa danau tamalam ada dua. Kami segera menuju ke arah danau kedua. Danau ini ternyata lebih kecil dari danau pertama. Pun tidak lebih bagus pemandangannya. Hanya ada sepasang remaja duduk-duduk di tepi danau yang keruh. Kami perhatikan seorang pencari ikan mencari ikan disaluran irigasi hanya dengan alat snorkel sederhana.
tidak ada yang istimewa disini…
Tidak lama di danau kedua, kami segera menuju tempat selanjutnya. Rencana awal mau ke Sarolangun. Terlalu jauh, Thomas singgah di rumah kawannya di kompleks perumahan pegawai sebuah perusahaan kelapa sawit di desa Jelatang. Tidak terlalu jauh dari jalan lintas Sumatera. Saya pikir hanya sebentar saja Thomas di tempat ini. Namun, rupanya tiga jam lebih saya bengong hingga bosaaan.
kebun kelapa sawit; ayunan
Hari sudah sore ketika kami dalam perjalanan pulang ke rumah. Masuk ke kota Bangko. Thomas mengajak saya ke Arboretum Rio Alif atau akhrab disapa warga dengan sebutan ‘kolam buayo’. Kabarnya dulu disini dipelihara banyak buaya.
Tiket masuknya sangat mahal. Rp 7.000,- per orang belum ditambah parkir Rp 3.000,-. Sampai di tempat parkir dari beberapa lapak penjual makanan ringan, banyak lapak pedagang yang kosong daripada yang terisi.
Kami melewati jalan setapak yang sudah diperkeras. Tujuan pertama kami adalah air terjun. Apa yang saya lihat hanya bisa membuat saya geleng-geleng kepala. Rupanya hanya sebuah cerukan kecil dengan air yang keruh setinggi sekitar dua meter. -_-
Saya teruskan perjalanan. Di kiri dan kanan jalan banyak sekali pepohonan berbagai jenis. Sebagian diberi label nama. Ada juga buah-buahan hutan yang bentuknya seperti duku berwarna hijau. Tidak terlalu menarik perhatian saya yang kurang suka tanaman. Suasana senja yang hampir gelap, gigitan nyamuk membuat saya ingin cepat-cepat keluar dari hutan ini.
Langkah saya berhenti melihat papan petunjuk menuju arah kandang buaya. Lagi-lagi saya dibuat kecewa. Di kandang yang lebih mirip lautan sampah ini saya hanya melihat seekor anak buaya. Menurut cerita Thomas, buaya disini sudah mati beberapa tahun yang lalu. Oohh…
Harapan terakhir saya adalah kandang rusa tutul di dekat pintu keluar. Setidaknya disini masih ada satu keluarga rusa yang berjumlah empat ekor. Di hutan di seberang arboretum yang notabene di luar kompleks justru saya lihat gerombolan simpai atau monyet ekor panjang.
penangkalan ??
Selasa, 28 Oktober 2014
perentakcity: Bicara tentang Bid'ah
perentakcity: Bicara tentang Bid'ah: Bicara tentang Bid'ah by Ngahmeen Mahdang MELURUSKAN PEMAHAMAN TENTANG BID’AH MENURUT PARA AS-SALAFUS SHALIH A. Pengert...